Arafah (ANTARA News) - Mufti besar Saudi Arabia, Minggu, mengemukakan kepada jutaan jemaah haji bahwa krisis finansial global berasal dari dilanggarnya perintah Allah dan diperkenankannya riba yang terlarang dalam Islam.
"Dewasa ini kita saksikan krisis finansial ini melanda dunia dan sejumlah perusahaan serta bank mengalami kebangkrutan," kata Mufti Besar Abdul Aziz Al-Sheikh di Mesjid Namira, tempat Rasullulah Muhamad SAW pernah berdoa saat menunaikan ibadah haji.
"Ini adalah akibat melalaikan perintah Allah. Kaum Muslimin harus menaati perintah Tuhan dan membangun perekonomian sejalan dengan ajaran Islam," katanya kepada para jemaah sebelum shalat Dzuhur, seperti dilaporkan AFP.
Ia juga menyerukan agar dunia Islam bersatu untuk menghadapi terorisme guna menjaga stabilitas.
Kunjungan ke Mesjid Namira merupakan salah satu ritual bagi para jemaah pada hari kedua ibadah haji, yang berlangsung empat hari atau lebih.
Gelombang manusia menyapu Padang Arafah, Minggu pagi, ketika jutaan jemaah haji berkumpul untuk memulai wukuf, ritual penting dalam pelaksanaan ibadah haji ke tanah suci.
Para jemaah akan menghabiskan waktu siang di Padang Arafah untuk berdoa memohon ampunan Allah SWT. Wukuf di Arafah adalah simbol akan hari akhir bagi manusia ketika manusia menantikan pengadilan yang penghabisan.
Bank yang beroperasi berdasarkan Syariah Islam menghindari penarikan suku bunga atas pinjaman, yang dipandang sebagai riba menurut hukum Islam.
Sebagai gantinya, diterapkan pemilikan bersama dan membagi keuntungan. (*)
COPYRIGHT © 2008 ANTARA
PubDate: 08/12/08 02:55
Semoga bermanfaat.
ES